Jumat, 22 November 2013

Analisis Puisi "AKU" karya Chairil Anwar

“AKU”
 KARYA CHAIRIL ANWAR

Kalau sampai waktuku 
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
 
Tidak juga kau
 
Tak perlu sedu sedan itu
 

Aku ini binatang jalang
 
Dari kumpulannya terbuang
 

Biar peluru menembus kulitku
 
Aku tetap meradang menerjang
 

Luka dan bisa kubawa berlari
 
Berlari
 
Hingga hilang pedih peri
 

Dan aku akan lebih tidak perduli
 
Aku mau hidup seribu tahun lagi


Ø  Penggunaan Bahasa

Dalam pengungkapan puisi diatas penyair menggunakan bahasa yang khas yaitu pemberani yang ingin bebas dari semua ikatan disana .Penyair tidak mau terhasut rayuan dari siapapun. Dia  tetap pada pendiriannya yang ingin berkreasi, contoh pada syair :

Biar peluru menembus kulitku 
Aku tetap meradang menerjang 


Ø  Pilihan Kata/Persamaan Bunyi

Ciri khas puisi yang lain juga dapat dilihat dari pilihan kata/ persamaan bunyi dan persajakan. Misalnya pada syair  :
Kalau sampai waktuku 
Ku mau tak seorang kan merayu
 
Tidak juga kau
 

Tak perlu sedu sedan itu
 
Dalam penggalan puisi diatas, dapat dijumpai persamaan bunyi sebagai berikut :
·      Rima akhir dijumpai pada kata :

waktuku , merayu , kau , itu 

·       Bunyi Vocal (Asonansi ) terdapat pada syair :

Tak perlu sedu sedan itu
 . terdapat bunyi <asonansi vocal u>
Aku ini binatang jalang . terdapat bunyi <asonansi vocal a>

·       Diksi (pilihan kata) pada syair :
Kalau sampai waktuku 
Dalam kutipan syair puisi diatas penyair lebih memilih kata “Kalau sampai waktuku “ . Maksudnya, jika dia telah sampai pada waktunya (wafat), dia tidak mau ada seorangpun yang merayunya karena itu semua tidak penting bagi penyair.
·         Majas

Dalam puisi diatas terdapat majas hiperbola pada syair :
Aku ini binatang jalang 
Dari kumpulannya terbuang
 

Biar peluru menembus kulitku
 
Aku tetap meradang menerjang
 

......................................

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Ø  Makna Kiasan Konotatif Pada Setiap Bait

·         Bait Pertama
Kalau sampai waktuku 
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Pada bait ini tertulis keyakinan pengarang yang sangat bulat terhadap apa yang diyakininya, sehingga tak bisa dirayu siapapun. kata "kau" menggambarkan seorang yang dekat atau bisa menjadi siapa saja. Bahkan merayupun tidak diinginkan oleh pengarang

·         Bait Kedua

Tak perlu sedu sedan itu 

Dalam bait ini sebenarnya penulis bukan bermaksud menghibur siapapun yang merayunya, tapi hal ini bermaksud bahwa penulis tidak akan goyah meskipun dirayu dengan cara apapun.



·         Bait Ketiga

Aku ini binatang jalang 
Dari kumpulannya terbuang

Penulis mengakui bahwa dirinya bukanlah sesuatu yang penting, maka ia tidak perlu dibujuk atau dirayu oleh siapapun.

·         Bait Keempat dan Kelima

Biar peluru menembus kulitku 
Aku tetap meradang menerjang
 

Luka dan bisa kubawa berlari
 
Berlari
 
Hingga hilang pedih peri
 

Disini, penulis menggambaarkan bahwa keyakinan dan tekadnya sangat bulat. Meski beribu rintangan dan halangan menghadang, tapi penulis tetap memegang teguh keyakinannya.
·         Bait Keenam dan Ketujuh
Dan aku akan lebih tidak perduli 

Aku mau hidup seribu tahun lagi
Pada kalimat ini, peulis menekankan bahwa dirinya tidak peduli dengan semua rintangan yang dihadapinya.

Ø  Tema
Tema puisi ini adalah perjuangan. Seperti pada kalimat di bawah ini :
Biar peluru menembus kulitku 
Aku tetap meradang menerjang
 







2 komentar: