Mimpi yang harus
Ku pendam
( Annisa ReHa )
Aku punya mimpi. Mimpi yang tak
pernah kutahu akan tercapai atau tidak. Aku hanya yakin, bahwa Tuhan itu ada.
Dia-lah yang akan menjawab semua mimpi yang telah aku gambar dalam kanvas putih
dan tersimpan dengan rapi. Itulah sebabnya aku berani bermimpi setinggi langit.
Bahkan aku berani bermimpi menempuh pendidikan di MAN Al-Insan, MA terbaik di
Negara tercinta ini.
Aku sadar, aku tak pernah menduduki
angka 1, 2, maupun 3 di kelas. Menyenggol 5 besar saja sudah sangat
bersyukur Aku. Meskipun begitu, keyakinanku inilah yang mendorongku untuk
berani mendaftarkan diri bersama jajaran siswa-siswi berprestasi dari setiap
bagian di negeri ini.
Rahmadina Khoirunnisa, itulah Aku.
Gadis 15 tahun yang hidup penuh mimpi, penuh harapan, dan penuh keyakinan. Bersama
temanku, Ikfina Mar’atus Zahra, aku mendaftarkan diri kepada Bu Winda, guru BP
kami. Aku belum tentu bisa mendaftarkan diri ke sekolah impian itu karena dari
sekolah masih harus diseleksi dan hanya diambil beberapa orang. Kami para calan
pendaftar harus bersaing dengan menunjukkan prestasi yang pernah dicapai.
Aku sangat yakin bisa lolos dengan
sederet prestasi yang pernah kuraih. Aku ini memang tak pernah menjuarai
olimpiade MIPA atau ranking ‘sekian’ di kelasku layaknya teman-teman lain yang
juga ikut mendaftarkan diri. Tapi di bidang lain, aku pernah menjadi juara
pertama lomba pidato dan mewakili kabupaten di tingkat provinsi. Yah, tapi
prestasiku ini hanya bagaikan sebutir padi di lading jika dibandingkan dengan
prestasi teman-teman lain. Aku tak peduli.. Karena aku dan Zahra, begitu aku
biasa memanggilnya, adalah 2 gadis pemberani yang sangat yakin dengan impian
kita masing-masing.
“Kamu dan Aku ini terlalu berani ya
Za.” Candaanku pada Zahra mencairkan suasana. “Hahahah.. jangan gitu ah, kita
harus yakin dong.” “Alah, kamu itu kebanyakan gaya tau nggak.” “Hahahahaha…”
Kami tertawa bersama diri kita yang tengah berada di ambang ketidakpastian. Ya,
besok adalah hari dimana pengumuman seleksi tingkat sekolah akan dipublish.